Rabu, 18 Januari 2012

TAT


TAT

A.   Sejarah (vy)
TAT sebagai salah satu alat tes proyeksi, merupakan tes kepribadian yang mengungkapkan dinamika kepribadian yang manifest dalam hubungan interpersonal, baik berupa apersepsi ataupun persepsi terhadap lingkungan pada gambar TAT. TAT menggunakan teknik analisis isi dan body atau self image (Bellack, 1993). Dengan TAT, testi ditugaskan untuk membuat cerita (disebut sebagai tes verbal) berdasarkan gambar atau stimulus yang berupa hubungan interpersonal. TAT merupakan tes suplemen bagi tes grafis atau Ro (structural atau ekspresif). TAT disusun oleh Murray dan Maron pada tahun 1935. TAT digunakan untuk remaja.

B.   Landasan teori
TAT disusun berdasarkan teori kepribadian Murray yang disebut teori personologi (Hall dan Lindsey,19) dan disebut pula teori need (Hjelle dan Ziegler; 81). Teori personologi memandang manusia sebagai organisme yang bersifat kompleks dan unik, sedangkan teori need memandang perilaku manusia didorong oleh motivasi internal-eksternal. Manusia sebagai makhluk biologis dan fungsi manusia bertumpu pada proses sistem syaraf, tidak sebagai pusat kepribadian disamping merupakan pusat emosi, kesadaran, ingatan, konsep, sikap, kebutuhan (need), keyakinan dan system value. Dengan otak sebagai pusat kepribadian maka setiap peristiwa psikologis akan disertai proses fisiologis (proses regnan). Teori need merupakan modifikasi dari teori psikoanalisis, Murray memandang motivasi ketidak sadaran, sama pentingnya dengan motivasi kesadaran, tetapi motivasi kesadaran lebih penting dari pada motivasi ketidak sadaran. Kepribadian merupakan hasil interaksi antara hasil individu dan lingkungan, pengalaman masa lampau terutama masa bayi dan kanak-kanak (komplek klaustral, oral, anal, urethral, kastrasi), pengalaman masa kini, peran yang dimainkan, kelompok social (group membership) dan pengalaman situasional.


Kabutuhan bersifat internal dan eksternal serta kebutuhan merupakan 1) akibat atau hasil akhir suatu perilaku, 2) pola perilaku, 3) perhatian dan respon selektif terhadap stimulus, 4) ungkapan emosi atau perasaan, 5) ungkapan kepuasan atau kekecewaan. Klasifikasi kebutuhan meliputi 1) viskerogenik-psikogenik, 2) terbuka-tertutup, 3) memusat-menyebar, 4) proaktif-reaktif, 5) kebutuhan poses modal-akibat kebutuhan saling berinteraksi secara 1)prepotensi, 2) konflik, 3) fusi, 4) subsidasi.
Lingkungan dipandang sebagai tekanan (press) dan lingkungan dipersepsikan sebagai press alfa dan press beta. Press alfa adalah persepsi objektif terhadap lingkungan. Press beta adalah persepsi subjektif yang akan mempengaruhi perilaku individu. Interaksi antara kebutuhan dengan lingkungan, yang diperoleh pada masa kanak-kanak, tidak disadari dan merupakan kunci perilaku unik manusia.

·         Fungsi ego
Ego sebagai variable intervening antara kebutuhan latent dan kebutuhan manifest artinya ego dengan pertahanan ego akan memunculkan kebutuhan latent menjadi kebutuhan manifest seperti apa adanya atau dengan mengubah kebutuhan latent sedemikian rupa. Fungsi ego sebagai fungsi kognitif, akan menentukan secara selektif kebutuhan dan konflik yang boleh muncul pada isi cerita TAT. Ego sebagai fungsi control maka pertahanan ego dan kebutuhan perlu dipertimbangkan dalam evaluasi perilaku (respon terhadap tes proyeksi), dan perlu diingat proses ego lebih determinan terhadap persepsi daripada kebutuhan. Oleh karena itu untuk memahami kepribadian testee tidak bisa hanya berdasarkan perilakunya, penglaman dan sejarah atau situasi kehidupannya.
Interpreter perlu mempunyai data otobiografi, data perilaku dan data klinis testee secara maksimal. Jika data informasi yang diperoleh cukup maka data TAT merupakan pelengkap bagi data-data tersebut. Contoh jika subjek sangat pemalu maka ceritanya penuh dengan agresi dan perasaan bersalah.
Kebutuhan yang manifest berupa perilaku figure, tidak selalu merupakan perilaku sehari-hari testee, kemungkinan hanya berupa fantasi tes testee. Hubungan antara kebutuhan yang berupa fantasi dan kebutuhan perilaku, menurut Sabford (Bellack; 1993) sebagai berikut: 1) jika kebutuhan itu didorong oleh kultural, ada kemungkinan kebutuhan tersebut sangat kuat atau tinggi dalam fantasi, tetapi sangat kecil atau lemah dalam perilaku (behavior need), 2) sebaliknya ada kebutuhan tertentu yang sangat lemah atau kecil dalam fantasi tetapi sangat kuat atau tinggi dalam perilaku kebutuhan yang teratur, menghindari kesalahan social dan kebutuhan untuk belajar, 3) ada sejumlah kebutuhan yang mempunyai frekuensi tinggi baik secara fantasi atau pun perilaku, seperti kebutuhamn yang dijinkan oleh kultural, yang sangat didorong secara social, seperti kebutuhan berprestasi, persahabatan dan dominant.

C.   Aspek yang diungkap dalam TAT
Apersepsi merupakan pengalaman masa lalu yang digunakan untuk dipersepsikan setiap stimulus baru. Menurut konsep metapsikologi macam-macam aspek apersepsi yaitu:
ü  Aspek Adaptif (dini)
Apersepsi adaptif jika testee memahami stimulus-stimulus seperti realitas-realitas stimulus itu, sehingga dengan stimulus itu memungkinkan sebagian besar orang akan memepersepsikan cerita yang sama. Misal stimulus orang berkumpul dan pistol memungkinkan orang membuat cerita tentang agresi. Aspek adaptif menyebabkan seseorang akan mengatakan “apa” tentang stimulus pada kartu. Persepsi adaptif atau non adaptif biasanya dikaitkan dengan stimulus yang bersifat ambigu dan persepsi adaptif sebagai hasil pengaruh fungsi motifasi atau mental set. Bruner dan Goodman (Bellak,1993),berpendapat disamping motivasi , kewaspadaan, atau ketajaman persepsi dapat pula mengakibatkan persepsi terhadap stimuli tertentu ditonjolkan. Perlu diketahui ketajaman persepsi merupakan bagian dari distarsi, apersepsi desensif, meskipun ketajaman persepsi terhadap stimuli dapat pula disebabkan oleh motivasi. Disamping itu kondisi fisiologis mempunyai pengaruh terhadap apersepsi distorsi.
ü  Aspek Ekspresif
Ekspresif merupakan cara testee untuk mengekspersikan respon terhadap stimulus. Cara ini merupakan gaya kognitif seseorang untuk mengatakan sesuatu yang mempunyai peran penting dalam testing psikologis, kreatifitas, artistik, dan perilaku. Holzman dan Klein (Bellak,1993) mengatakan bahwa gaya kognitif berkaitan dengan pendataran dan penonjolan dalam penggabungan antara pengalaman baru dan ingatan masa lalu. Perlu diketahui ingatan bias berupa ingatan yang disadari maupun yang tak disadari. Konsep pendataran sangat penting dalam diskusi tentang proses pertahanan ego.  Gardner dan Lohrenz (bellak,1993) membuat hipotesis bahwa ada hubungan antara pendataran yang ekstrim dan kuatnya represi dalam organisasi defensive individu. Sesungguhnya pendataran berhubungan dengan persepsi bersifat normal sehingga terjadi sintesa dengan fungsi ego, oleh karna itu menjadi logis jika pendataran dan penonjolan merupakan aspek abadi dari fungsi ego. Jika sintesa dengan fungsi tidak terjadi maka akan terjadi gejala disosiasi dan pendataran yang sangat ekstrim dilakukan karna adanya represi patologis. Pendataran dan penonjolan yang selektif dari berbagai komposit suatu stimulus mempunyai peran penting dalam reaksi formasi dengan sifat-sifat yang diterima ditonjolkan dan sifat-sifat yang ditolak didatarkan.Pandangan kognitif tentang proyeksi relavan dengan apersepsi distarsi yang dikemukakan oleh Singer dan teori apersepsi distarsi yang didasarka pada teori disonansi kognitif dari Festinger. Singer mengatakan jika individu dalam kondisi emosi, maka akan terjadi disonansi kognitif. Salah satu cara untuk mengurangi disonansi kognitif dengan melakukan distarsi persepsi. Cara efektif meliputi: (a)Jika individu tidak menyadari perasaan dirinya maka perasaan terhadap dirinya akan timbul rasa tidak nyaman, (b)Proyeksi rasionalisasi, perasaan yang diketahui oleh individu diproyeksikan pada individu yang sama dengan dirinya, karena ia percaya pada orang itu seperti dirinya yang punya andil perasaan dengannya, (c)Proyeksi emosi positif hal ini terjadi karena individu tidak memahami secara wajar perasaan bahagia yang dimilikinya. Pandangan Singer ini sangat relavan dengan test proyeksi terutama TAT.
ü  Aspek Struktural
Eisler (Bellak,1993) berpendapat bahwa persepsi mempunyai struktur. Pengalaman persepsi yang bersifat kontinu akan membentuk struktur kepribadian (terdiri id, ego, superego) dan pengalam masa lalu secara kontinu akan mempengaruhi persepsi masa kini. Disamping itu fungsi otonom ego diantaranya intelegensi, karakteristik, hereditas, disposisi konstitusi, akan membentuk dan mempengaruhi apesepsi. Definisi proyeksi adalah merupakan apersepsi distorsi yang ekstrim, dengan apersepsi mengontrol apersepsi masa kini dan hal itu sangat menganggu fungsi adaptasi ego. Perlu diketahui proses psikologis merupakan proses kontimum, yaitu proses primer mempengaruhi proses sekunder dan sebaliknya. Menguatnya proses primer akan disertai melemahnya proses sekunder dan sebaliknya.
ü  Aspek Genetik
Individu bukan merupakan tabula rasa tetapi mempunyai faktor-faktor yang bersifat hereditas, mempunyai ego dengan perangkatnya dengan pengalaman masa lalu. Dalam model genetik ini proyeksi ini merupakan basis oral (konsep meludahkan makanan yang tidak enak serta konsep good breast dan bad breast dari Klein) dan konsep anal (berkaitan dengan hal kotor. Persepsi dilakukan individu sepanjang hayat. Persepsi terjadi sejak awal individu berhubungan dengan lingkungan. Persepsi meliputi perseptif indivudualisasi yang luas dari diferensi persepsi tentang self dan orang lain. Konsep genetic ditambah sensasi (visual,thermal,tactile,propioceptive) dan isyarat persepsi sangat punya pengaruh terhadap pengembangan self concept, interaksi antara self dan non-self. Apersepsi yang dimiliki masa kini dipandang merupakan komposit seluruh pengalaman, bukan hanya merupakan special dengan pengalaman tertentu.
ü  Aspek Topografi
Proses adaptasi mempunyai ranges dari kesadaran  ke ketidaksadaran atau dari ketidaksadaran ke kesadaran, yaitu sensitasi, eksternalisasi, simple proyeksi, inverted proyeksi.
ü  Aspek Ekonomik
Jika seseorang ingat terhadap obyek yang menimbulkan ketegangan dan obyek tersebut telah terinternalisasi, maka menguat atau melemahnya stimulus value akan dipengaruhi oleh apersepsi tersebut. Misal apersepsi tentang ayah, maka persepsi itu akan mempengaruhi respon figur terhadap ayag pada kartu TAT. Dengan kata lain proses primer (apersepsi ayah) mempengaruhi proses sekunder (berpikir dalam hal figure ayah).
ü  Aspek Dinamik
Berhubungan dengan konsep pertahanan ego.

D.   Tema laten masing-masing individu (srh)
Kartu  TAT  ada 30 kartu. Masing-masing diberi nomor tanpa kode (1,2,4,5,10,11,14,15,16,19,20) dengan kode B ( untuk anak laki-laki;kartu nomer 13 B), M (untuk pria dewasa; kartu nomor 12 M), F (untuk wanita dewasa; kartu nomor 12 F), G (untuk anak perempuan; kartu nomor 13 G), BM (kartu nomor 3 BM, 6BM, 7BM, 8 BM, 17 BM, 18 BM), BG ( kartu nomor 12 BG), MF ( karu nomor 13 MF), GF (kartu nomor 3 GF,6GF,7GF,8GF, 9 GF, 9 GF, 17 GF, 18 GF).
Kartu pokok bagi pria dan wanita ada 10 kartu yang harus dibagikan secara berturut-turut yaitu kartu nomor 1,2,3BM,4,6BM,7GF, 8BM,9GF,10 dan 13 MF.
Kartu 1
Gambar anak lelaki yang termenung dan didepannya ada biola di atas meja. Jika diijinkan menggunakannya hanya dengan satu kartu maka Bellak akan memilih kartu ini, karena kartu ini dapat mengungkapkan total kepribadian.
Tema laten kartu ini adalah hubungan anak dengan figur orang tua, motivasi prestasi, respon seksual simbolik, agresi dengan atau tanpa konotasi seksual, kecemasan super ego, body image, body image/self image, kecenderungan obsesi.
Kartu 2
Gambar pemandangan desa. Gambar yang didepan adalah seorang gadis membawa buku, dibelakangnya gambar pria dewasa yang bekerja diladang dan seorang wanita tua yang sedang memperhatikan si pria tersebut.
Tema laten kartu ini adalah hubungan keluarga, otonomi, compliance, oedipal, sibling rivalry, kehamilan, homoseksual, kecenderungan kompulsi, dan peran seksual.
Kartu 3BM
Anak lelaki yang duduk di lantai dengan kepala bersandar di dipan dan dilantai disampingnya ada senjata.
Tema laten kartu ini adalah homoseksual laten, agresi, depresi.
Kartu 3GF
Gambar gadis berdiri dengan menunudukkan kepalanya, wajahnya ditutupi dengan tangan kanannya. Tangan kiri berpegangan pintu kayu.
Tema latennya adalah perasaan depresi. Dibandingkan dengan kartu 3BM maka kartu 3BM lebih bermanfaat dan testee lebih mudah melakukan identifikasi.
Kartu 4
Seorang wanita memegang bahu seorang pria yang berhadapan dengannya dan pria itu memalingkan tubuhnya, ia menarik diri dari wanita tersebut.
Tema laten kartu ini adalah hubungan pria-wanita, kesetiaan, sikap pria terhadap peran wanita, agresi, kelompok minoritas (terutama wanita), masalah seksual, cinta segitiga.
Kartu 5
Seorang ibu tengah baya berdiri diambang pintu yang setengah terbuka dan meilhat kedalam kamar.
Tema laten ibu yang sedang memperhatikan aktifitas yang berbeda, yang merupakan simbolik dari masturbasi yang manifest, ibu yang baik sedang memperhatikan anaknya, voyeuristik, ketakutan diserang, fantasi penyelamatan dalam arti psikoanalisis.
Kartu 6BM
Wanita tua berdiri dan dibelakangnya ada seorang pria muda. Pria muda itu memandang ke bawah dengan ekspresi bingung atau terkejut.
Tema laten tentang hubungan anak lelaki dengan ibunya atau derivatnya dan tanpa emosional.
Kartu 6GF
Seorang wanita muda muda duduk di sofa menengok ke belakang dan dibelakangnya berdiri seorang pria tua dengan pipa dimulutnya.
Tema laten hubungan antara anak wanita dengan ayahnya. Dapat pula pria itu tampak sebagai orang sebaya dengan wanita tersebut dengan beberapa kualitas agresor, pengganggu, dan mengajak untuk menikah.
Kartu 7BM
Seorang pria yang memperhatikan pria yang memperhatikan pria muda yang merenggut dan melihat pada satu tempat. Tema laten hubungan ayah dan lelaki serta derivatnya.
Kartu 7GF
Wanita tua duduk di sofa berdekatan dengan seorang anak perempuan, wanita tersebut berbicara atau membaca buku untuk anak tersebut. si anak memegang boneka dan melihat ke tempat yang jauh.
Tema laten hubungan ibu dengan anak perempuannya, tampak anak tersebut mempunyai sikap negatif kepada ibunya, sikap terhadap anak yang diharapkan.
Kartu 8BM
Gambar remaja lelaki memandang lurus kedepan. Tong tempat senapan tampak pada satu sisi dan gambar latar  belakang adalah peristiwa berlangsungnya operasi bedah, seperti angan-angan. Tema laten agresi dan ambisi.
Kartu 8GF
Wanita muda duduk dengan bertopang dagu dan melihat ke tempat jauh. Bellak mengatakan kartu ini kurang bermanfaat.
Kartu 9BM
Empat pria berbaring  di rumput dengan santainya. Tema laten hubungan dengan teman sebaya, pria dengan pria, hubungan sosial, homoseksual dan prasangka sosial.
Kartu 9GF
Seorang gadis membawa majalah dan dompet, dibelakang pohon ada gadis lain dengan pakaian pesta lari sepanjang pantai.
Tema laten hubungan wanita dengan wanita, sister rivalry, permusuhan antara ibu dan anak gadisnya, depresi, kecenderungan bunuh diri, paranoia. Seringkali figur pria, dikenalkan dalam gambar ini dan pria itu bersifat mesra atau agresi berkonotasi seksual.
Kartu 10
Seorang gadis kepalanya bersandar pada bahu seorang pria. Tema latennya hubungan pria dan wanita, pertemuan untuk berpisah atau kedatangannya, homoseksual laten (jika respon cerita tentang hubungan pria dengan pria tau wanita dengan wanita)
Kartu 11
Jalan menyusuri jurang yang dalam dengan karang yang terjal. Di jalan yang jauh tampak ada figur yang tidak jelas. Dari salah satu sisi bidang karang yang menonjol tampak leher dan kepala panjang seekor naga. Tema laten ketakutan yang infantil/primitif, ketakutaan diserang, agresi oral, kekuatan supranatural.
Kartu 12M
Seorang pria muda berbaring dengan mata tertutup, didepannya berdiri condong kepadanya pria lebih tua yang kurus. Pria tua itu mengulurkan tangannya di atas wajag pria muda.
Tema latennya hubungan pria muda dengan pria tua, ketakutan homoseksual pasif.
Kartu 12F
Gambar seorang wanita muda. Dibelakangnya ada seorang wanita tua yang aneh/mengerikan dengan syal dikepalanya dan menyeringai. Tema laten tentang konsep figur ibu, seringkali tentang ibu mertua.
Kartu 12 BG
Perahu dayung di tepi sungai di hutan, tidak ada gambar orang. Tema laten tentang bunuh diri atau depresi. Menurut Bellak (1993) kartu ini kurang bermanfaat, kecuali untuk kasus sesuai dengan tema laten tersebut. seringkali respon cerita kartu ini adalah seseorang yang meloncat atau jatuh dari perahu.
Kartu 13 MF
Seorang pria muda berdiri dengan sedih dan tangannya menutupi kepalanya. Dibelakangnya ada seorang wanita berbaring di dipan.
Tema laten tentang konflik seksual antara pria dan wanita. Dengan figur wanita seringkali ditonjolkan cerita tentang ketakutan dirampok, diserang, disiksa oleh pria. Dengan figur pria seringkali menunjukkan perasaan bersalah karena aktifitas seksual, homoseksual. Seringkali muncul cerita tentang deprivasi ekonomi, kecenderungan oral dan kompulsi obsesi.
Kartu 13B
Anak lelaki duduk di pintu masuk pondok kayu. Seperti kartu 1 mendorong untuk membuat cerita tentang masa anak-anak.
Kartu 13G
Seorang anak perempuan sedang berjalan naik tangga suatu bangunan. Menurut Bellak kartu ini kurang bermanfaat.
Kartu 14
Bayangan hitam seorang pria (wanita) di jendela. Tema laten tentang identifikasi seksual, ketakutan terhadap gelap pada masa kanak-kanak, kecenderungan bunuh diri. Dapat pula muncul cerita tentang pencuri yang datang.
Kartu 15
Pria kurus dengan menggenggam tangannya berdiri diatas nisan. Tema laten tentang kematian keluarga terdekat, ketakutan kematian, kecenderungan depresi.
Kartu 16
Kartu kosong, menurut bellak kartu ini kurang bermanfaat dan kurang mempunyai value.
Kartu 17BM
Pria dengan busana yang minim berpegangan tali, dalam aktivitas turun atau naik. Tema laten ketakutan oedipal, perasaan homoseksual, body image.
Kartu 17GF
Jembatan diatas sungai, seorang wanita bersandar pada pagar jembatan tersebut. dibelakang tampak sebuah bangunan dan gambar kecil seorang pria. Tema laten kecenderungan bubuh diri pada wanita.
Kartu 18BM
Seoang pria dicengkram tiga tangan dari belakang. Tema laten kecemasan pada pria, ketakutan diserang pada homoseksual, nasib malang.
Kartu 18GF
                 Seorang wanita dengan tangan mendekap tenggorokan wanita lain yang tampaknya terdesak di balik seberang sandaran tangga.
Tema laten agresi yang dilakukan wanita, konflik ibu dengan anak perempuan.
Kartu 19
                 Gambar aneh tentang bentuk awan bergantung di atas pondok yang tertutup salju di sebuah desa.
Kartu 20
                 Figur pria atau wanita bersandar pada tiang lampu di remang-remang cahaya malam yang sunyi. Tema laten ketakutan terhadap pria atau gelap (pada testee wanita), ketakutan terhadap bandit (pada pria dan wanita), atau cerita tentang hal-hal yang berbahaya dimalam hari.

E. Aplikasi TAT dalam bidang Klinis.

                 TAT dengan metode analisis, merupakan tes yang bersifat kompleks dan ekonomis. Bersifat ekonomis karena TAT mengungkap dinamika kepribadian dalam kondisi khusus, yaitu hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal berupa hubungan antara pria-wanita sebagai figur otoritas, hubungan dengan teman sebaya pria dan wanita, hubungan pria-wanita yang lebih muda dan hubungan dalam keluarga. Untuk melaksanakan tugas psikodiagnostika yang kompleks perlu digunakan baterai tes proyeksi. TAT sebagai tes suplemen bagi tes Grafis atau Ro. Bersama dengan Ro, jika Ro dapat menerangkan intensitas kecemasan, maka TAT melengkapai dengan menunjukkan sumber kecemasan itu pada hubungan interpersonal, pada situasi tertentu. Selain itu TAT menunjukkan hirarki kebutuhan dan struktur kompromi antara id, ego dan superego. Perlu diketehui dengan TAT belum tentu sukses untuk mengungkap kasus disorder itu kemungkinan lebih sukses jika diungkap dengan wawancara, Ro atau teknik yang lain. TAT dan Ro dapat dipertimbangkan sebagai tes yang sifatnya kompetitive atau digunakan secara bersama.

a.         Studi tentang karakter dan pertahanan ego pada TAT
          TAT merupakan alat yang terbaik untuk menganalisis problem karakter. Karakter neurosis adalah bentuk disorder dengan penderita biasanya tidak menyadari walaupun orang lain dapat melihatnya dengan jelas. Karakter ini merupakan ciri sifat ego sintonik. Mereka tidak mengeluh karena disordernya tetapi justru sebagai objek kebanggaan dan objek afeksinya. Disorder ini sering kali menyebabkan penderita mengalami konflik atau kontak yang tidak menyenangkan dengan lingkungannya, disorder ini akan menghasilkan kesulitan atau kegelisahan. Hal ini dapat terjadi pada kompulsi-obsesi, individu mengisolasi emosinya sangat baik dan tampaknya tidak dipengaruhi oleh kejadian yang sedang berlangsung disekelilingnya atau penderita dapat mengontrol sedemikian rupa dan mereka berpikir seperti mesin (efisiensi), tertib/teratur, kurang sopan dan kurang hangat.
          Pasangan karakter neurosis adalah psikoneurosis, individu menderita karena simtom yang bersifat subyektif dan disebut ego alien. Subyek menyadari ada sesuatu yang asing pada dirinya.
          Jarang karakter neurosis yang tidak disertai oleh psikoneurosis dan sebaliknya jarang psikoneurosis tidak disertai oleh karakter neurosis. Perbedaan antara karakter neurosis dan psikoneurosis hanya dalam kuantitas. Karakter neurosis dapat dikonsepsikan sebagai sindrom dengan pertahanan ego berfungsi dengan baik untuk menghindari konflik secar langsung, hal ini terjadi karena miskinnya fungsi ego. Kemiskinan ini dalam hal spontanitas, testing realitas, dan ketidak mampuan belajar terhadap pengalaman masa lampau seperti pada neurosis yang sukses.
          Neurosis yang sukses, Freud menyebutkan schiksalneurose, Bellak menyebutnya schlemiehl syndrome yaitu disorder dengan individu selalu salah walaupun orang itu tidak menyadari kecenderungan bermain dengan trik yang kotor. Desebut neurosis yang sukses dalam anxiety, depresi dan simtom lain. Disorder ini mempunyai disturbanasi masochistic.
b.        Coping
          Konsep lain yang terkait dengan pertahanan ego adalah coping. Pemahaman terhadap coping subyek dalam melakukan tes merupakan cara yang sangat bermanfaat dalam melakukan evalusi terhadap respon TAT, CAT, SAT. Perlu diperhatikan mengenai : (1) cara subyek melakukan coping dengan tugas membuat TAT ;(2) cara memberikan respon secara behavioral; (3) apakah cerita menunjukkan usaha coping yang baik; (4) apakah subyek mencapai akhir/penutup cerita; (5) apakah ada cara lain yang berbeda dengan cara yang digunakan untuk mencapai akhir cerita; (6) apakah usaha pertama dalam cerita yang sukses diikuti oleh cerita yang menunjukkan disorganisasi karena dorongan yang tidak terkontrol, atau cara lain dan cerita selanjutnya apakah menunjukkan peningkatan usaha coping. Semua hal yang berkaitan dengan perilaku, mimpi, simptom neurotik dan psikotik dapat dipandang sebagai usaha coping.

c.         Pola cerita TAT dari kelompok diagnostik
Berdasarkan hasil pengamatan Bellak (1993) pada kelompok diagnostik dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Penderita dengan pertahanan ego avoidence; penderita hipomanic dan manics; membuat cerita TAT yang panjang dan kaya.
(2) Manim seringkali menunjukkan kecenderungan oral corporation, banyak referensi tentang makanan.
(3) Penderita yang frustasi dengan cerita TAT, membutuhkan waktu berjam-jam untuk melihat materi yang tidak relevan dan membuat cerita yang panjang.
(4) Penderita agora fobia tidak menunjukkan cerita dengan indikasi agora fobia, dan anoroxia juga tidak menunjukkan cerita tentang anoroxia. Walaupun orang itu dengan senang hati akan mengatakan pada tester bahwa dirinya agora fobia dan anaroxia. Penderita agora fobia menunjukkan ambivalensi, ekshibisionisme, ketakautan terhadap agresi sama seperti figur agresif yang dilawannya.
(5) Tidak jarang penderita kompulsi-obsesi memperhatikan bagian detail pada gambar dan ia akan memberikan respon lebih dari satu cerita. Ada kemungkinan ada jarak antara subyek dengan isi cerita dan menunjukkan sikap sarkastik terhadap hero.
(6) Histeria dan hipomanik membuat cerita yang berhubungan dengan afeksi dan mengidentifikasikan diri dengan hero ysng penuh semangat.
(7) Homoseksual manifest ada kecenderungan seringkali muncul referensi homoseksual manifest dan ada pergantian identifikasi yang berulang tidak hanya dari pria ke wanita tetapi juga dalam satu jenis seks.
(8) Penderita depresi membuat cerita dengan kecenderungan cerita powerless, bunuh diri, depresi, self depreciation  dan disertai super ego yang kuat.
(9) Penderita psikopat, cenderung memberikan hukuman ringan terhadap agresi, dan menunjukkan integrasi super ego lemah.
(10)  Slip of the tongue membuat cerita secara spontan dan segera diralat. Cerita itu menunjukkan bahwa impuls agresi asli diganti dengan cerita berburu yang sangat dapat diterima oleh budaya.
 
d.        Pola cerita TAT kasus Psikiatri
(1) Psikoneurotik terutama histeria dalm mengawali membuat cerita lebih cepat daripada depresi dan membuat cerita lebih panjang dengan langkah cepat. Depresi banyak menghasilkan tema tentang sakit, histeria lebih banyak membuat cerita tentang `tema perkelahian. Anxiety reactive membuat cerita tentang tema man moving toward to man, depressive reactive lebih banyak membuat cerita tentang man moving toward woman. Tema cerita dari skozofrenia kataton tidak ada hubungan antara pria dan wanita.
(2) Pebderita asma lebih banyak membuat cerita tentang hostility, gangguan hubungan dengan orang tua yang lain jenis. Tema cerita asma adan alergi adalah perasaan kesepian dan ditolak oleh orang tua.
(3) Skizofrenia laten sangat sulit didiagnostik dengan TAT dan skizofrenia yang menifest yang dirawat diirumah sakit tidak memerlukan diagnostik dengan TAT. Meskipun begitu, cerita penderita skizofrenia latent biasanya menunjukkan cerita disturbansi yang luasa, seperti bizzare idea, referensi kematian (reruntuhan dan kerusakan atau pembinasaan pada kartu 11, biola yang pecah pada kartu 1), keluhan somatisasi, emosi miskin, inkoherensi.

E.    Administrasi Tes
            Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  1. Persyaratan umum psikodiagnostik agar testing dikatakan valid perlu diperhatikan, seperti kesiapan tester, rapport yang baik, kondisi tempat, atmosfer ruang tes, kondisi testee.
  2. Sebelum memberikan tes TAT, perlu diperoleh lebih dulu identitas testee yang jelas, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jumlah saudara, nomor urut testee dalam keluarga, hubungan dengan saudara, identitas orangtua, hubungan ayah dan ibu, hubungan dengan teman spesial atau sahabat, taraf kecerdasan (tidak harus tes intelegensi), kesehatan psikologisnya dan permasalahan testee.
  3. Tester perlu melakukan konseling awal untuk mendalami permasalahan testee.
  4. Disamping itu perlu diberi tes grafis atau Ro, karena TAT merupakan tes merupakan tes suplemen bagi kedua tes tersebut dan TAT akan membantu menerangkan hasil dari tes grafis atau Ro. TAT dapat dilaksanakan secara individual, self administration dan kelompok.

Instruksi test (dini)
Untuk remaja dewasa normal kecerdasan rata-rata, instruksinya sebagai berikut:”Ini adalah test imajinasi bagian dari salah satu test intelegensi. Saya akan menunjukan kepada anda sejumlah gambar secara satu persatu. Katakan awal cerita, cerita yang terjadi sekarang ,terangkan mengenai pikiran dan perasaan para figure dan bagaimana akhir ceritanya. Katakan apa saja yangada didalam pikiran mu.Anda mengerti?.Ada waktu 50 menit.Untuk kartu pertama”.
Untuk anak-anak dewasa, dengan tingkat pendidikan rendah dan psikotik, intstruksinya sebagai berikut:”Test ini adalah test membuat cerita. Saya akan mempunyai sejumlah kartu, saya akan menunjukan kepada anda satu perstu dan buatlah cerita. Katakan apa yang terjadi sebelumnya, dan apa yang terjadi sekarang .Katakan bagaimana pikiran dan persaan orang-orang tersebut serta bagaimana akhir ceritanya. Anda dapat membuat cerita tentang apapun.Anda mengerti?. Oke ini kartu pertama. Anda punya waktu 5 menit untuk membuat cerita”.
Perlu diperhatikan cerita kartu no.1 perlu dicek apakah sesuia dengan instruksinya, terutama sudahkah cerita menunjukan awal cerita yangsedang terjadi dan akhir cerita, sudahkah diceritakan pikiran dan perasaan para figure dalam gambar. Jika kriteriatersebut sudah dipenuhi maka langsung dilanjutkan pada kartu berikutmya. Tetapi jika hasil cerita belum sesuai dengan instruksi perlu dikatakan “cerita ini baik, tetapi katakan dari awal cerita, apa yang terjadi sekarang dan bagaimana akhir ceritanya”. Berikan kartu no. 2 setelah selesai membuat cerita dan ternyata belum memenuhi instruksi dapat diperingatkan kembali. Berikan kartu no. 3 dan bila terjadi kesalahan pada kartu ini tidak perlu diceritakan lagi jika terjadi kesalahan.

Inquiry
Inquiry diberikan setelah semua cerita berlangsung. Inquiry diberikan secara asosiasi bebas atau berpikir tentang tempat, tanggal, dan nama depan person, hal lain yang spesifik atau informasi yang istimewa. Inquiry juga bisa berupa asosiasi bebas dan merupakan bagian dari psikoterapi. Perlu diperhatikan jika testee membuat cerita yang pendek, kurang lengkap, dapat memberi sugesti untuk melanjutkan ceritanya.

F.      Asumsi dasar untuk menarik kesimpulan TAT dan tes proyektif lain (vy)
Prinsip dasar adalah diagnosis hipotesisheuristik berhubungan dengan, hubungan kausal, psikodinamika, struktur ego. Dalam pengertian yang luas analisis hasil cerita verbal melibatkan enam metapsikologi seperti adaptasi, genetika, dinamika, structural, ekonomis dan topografi. Hipotesis diagnosis meliputi proposisi yang berhubungan dengan etiologi, treatment, prognosis dalam satu kondisi tertentu. Rumusan diagnosis seperti itu berdasarkan rumusan kontelasi dinamis karena testee dipandang sebagai configurasi yang quasi-stable.
  1. prinsip totalitas perilaku. Menurut konsep organismik, setiap bagian merupakan fungsi dari totalitas perilaku. Tes kepribadian mengukur sample perilaku, berdasarkan itu akan ditarik kesimpulan tentang kepribadian secara totalitas untuk membuat diagnosis psikologi, hasil tes psikologi tetentu tidak bisa berdiri sendiri tetapi harus diintegrasikan dengan hasil dari berbagai tes psikologi yang lain, selain itu untuk mendapatkan gambaran total tentang kepribadian sebaiknya mengintegrasikan data dari berbagai sumber diantaranya dari psikiater, social worker, medis, pendidikan. Integrasi data dari berbagai disiplin ilmu merupakan perinsip untuk menyimpulkan tentang kepribadian secara totalitas.
  2. prinsip determinisme psikologi, prinsip ini berdasarkan hokum kansalitas, artinya setiap yang dinyatakan atau situlis sebagai respon terhadap stimulus tertentu, merupakan produksi psikologi, mempunyai kausa dan arti. Disini perlu dikaitkan dengan prinsip over determination bahwa setiap bagian respon tes projeksi mempunyai arti lebih dari satu arti, saling berhubungan dengan memperhatikan tingkat organisasi kepribadian yang berbeda (sadar, prasadar, sadar-ketidak sadaran, perilaku yang disadari mempunyai berbagai arti yang berbeda dengan hal-hal yang ada pada ketidak sadaraan).
  3. prinsip kontinuitas, kepribadian seseorang mempunyai perinsip kontinu sehingga setiap hal yang dinyatakan oleh testee, walaupun dinyatakan dengan berbagai cara, tetapi hal itu saling mencerminkan totalitas kepribadian, sehingga masing-masing pasti mempunyai kesamaan.
  4. asumsi cerita TAT merupakan cerminan kepribadian testee. Lindsey (Bellak, 1993) mengemukakan sejumlah asumsi dan lima asumsi pertama disebut sebagai asumsi primer. Asumsi tersebut sebagai berikut:
    1. dalam membuat cerita testee mengidentifikasikan dirinya pada figure tertentu, dan pada figure inilah testee memprojeksikan karakterristik, kecenderungan, harapan, dorongan, usaha dan konfliknya pada figure tersebut.
    2. Hal-hak yang diprojeksikan tersebut dapat bersifat simbolik.
    3. Tidak semua cerita mempunyai nilai diagnosis terhadap impuls dan dorongan, tapi ada yang memiliki nilai diagnosis yang cukup luas, kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
    4. Ada kemungkinan teman yang muncul karena stimulus secara langsung tidak mempunyai validitas jika dibandingkan dengan cerita yang tidak muncul walaupun stimulus ada dalam kartu (Bellack, 1993).
    5. Tema yang berulang merupakan cerminan dari konflik dan impuls testee.
    6. Tema merefleksikan disposisi, konflik abadi dan dapat pula merefleksikan disposisi dan konflik yang sekarang terjadi karena pengaruh administrasi tes.
    7. Tema cerita merefleksikan kehidupan masa lampau testee, walaupun testee tidak mengalaminya langsung, tetapi peristiwa itu hasil yang dilihat, didengar, atau dibacanya. Testi melakukan persepsi terhadap peristiwa tersebut secara selektif berdasarkan konflik dan impuls testee.
    8. Cerita tersebut mereleksikan pengaruh determinan kelompok dimana testee sebagai anggotanya (group membership) dan sosiokulturalnya. Pengaruh itu merupakan determinan kepribadiannya.
    9. Konflik dan disposisi yang tercermin pada cerita testee tidak selalu akan tercermin dalam perilaku atau kesadaran testee.

G.    Skoring TAT
a.       Tema pokok
Tema pokok merupakan usaha untuk menyatakan kembali inti isi cerita dan perlu diketahui satu cerita TAT dapat mempunyai lebih darai satu arti, direkomendasikan tema pokok dipecah menjadi 5 tingkatan, walaupun dari beberapa contoh bellak hanya menggunakan 3 rtingkatan. Lima tingkatan itu adalah a.deskribtif b.interpretasi c.diagnostik d.simbolik e.elaborasi.
b.      Tokoh utama/hero
Tokoh utama adalah tokoh yang banyak diceritakan, perasaan dan idenya yang sering didiskusikan dan tokoh utama ini merupakan figur tempat testee mengidentifikasikan dirinya. Tokoh utama biasanya menyrupai testee dalam hal usia, jenis kelamin, dan katateristik lainnya. Adakalanya figur pria mengidentifikasikan dirinya pada figur wanita. Jika hal ini sering terjadi dicurugai sebagai kecenderungan homoseksual laten (tergantung pada gambar secara total).  Darai pengalaman praktik dengan kartu nomer 2, semua pria muda pria muda mengidentifikasi dirinya  pada figur gadis, dan beberapa pria muda me ngidentifikasi dirinya  pada kartu 3BM sebagai seorang wanita. Pekerjaan, interes, kemampuan, adekuasi tokoh sama halnya dengan body image/self image seringkali melukiskan kualitas subjec,
Adekuasi hero adalah  kemampuan hero dalam memecahkan masalah yang dapat diterima secara emosi, rasio, sosial, dan moral. Adekuasi hero mempunyai kaitan langsung dengan ego sterngth testee. Hero bisa lebih dari satu, ada kemungkinan testee mengidentifikasi dirinya sebagai hero kedu, disamping identifikasi terhadap hero pertama yang cukup jelas. Dapat terjadi walau jarang terjadi yaitu hero adalah figur dukenalkan tapi stimulus itu tidaka ada dalam gambar.
Body image adalah bagaimana kesan testee tentang badan/dirinya. Sebagai objec body/self image biola pada kartu nomer 1, kartu 3BM, dan 17BM
c.       Kebutuhan dan dorongan utama hero.
Behavioral need : adalah kebutuhan yang mudah manifest terhadap perilaku, hal ini akan ditunjukkan pada perilaku figur.  Behavioral need ini dapat berhubungan langsung dengan perilaku testee. Tetapi dapat pula tidak ada kaitannya sama sekali, karena hanya berupa fantasi testee. Disini interpreter harus memahami betul hubungan antara need latent dan need yang manifest, untuk itu diperlukan penguasaan data klinis dan biografi testee yang maksimum. Jika demikian halnya, maka data TAT dipandang sebagai data komplementer bagi data biografi tersebut. Perlu diketahui bahwa  seringkali fantasi jauh lebih tinggi dan perilaku yang sesungguhnya sangat rendah, biasanya ini terjadi karena kebutuhan itu dilarang oleh budaya untuk manifest.
Kesimpulan dinamika : jika subjeck nampak seringkali nurturant dan suportif dengan figur lain, patut dicurigai ada kemungkinan testee mengidentifikasi dirinya justru dengan hero yang kedua atau ketiga. Artinya sifat figur yang nurturant tetapi sifat testee sesungguhnya adalah succorant, dan suportif mempunyai arti menghindari agresi, sehingga agresi diminimalkan dengan menyangkalnya.
Figur, objek, dan situasi yang dikenalkan  : jika subjek mengenalkan senjata, walaupun tidak digunakan, dan mengenalkan makanan walaupun tidak dimakan maka secara tentatif  dapat diinterpretasikan sebagai kebutuhan agresi dan oral. Jika dikenalkan pada figur yang tidak adil, deprivasi, maka untuk interpretasi berstandart pada record.
Figur,objek dan situasi yang diabaikan : jika subjek  mengabaikan senjata pada 3BM, 8BM, dan wanita yang mencekik pada  18GF, salah ssatu kemungkinan dapat disimpulkan represi agresi. Pengabaian gambar setengah busana pada kartu 4 dan peniadaan referensi seksual pada 13MF kemungkinan kesimpulannya adalah represi seksual.
d.      Konsep tentang lingkungan.
konsep tentang lingkungan adalah campuran antara unconsious self perseption dan distarsi aperseption stimuli dimasa lampau. Gambar lingkungan yang konsisten dalam TAT akan menunjukkan gambaran kepribadian subjek, dan berguna untuk memahami  reaksi subjek terhadap lingkungan sehari-hari.
e.       Figur tampak sebagai.........................
TAT merupakan alat utama untuk mengungkap dinamika  dan apersepsi distorsi tentang hubungan sosial. Disini bisa dipelajari sikap hero terhadap figur orang tua,  sebaya, yang lebih muda dan inferior, sebagi bagian integral dari skemanya.
f.       Konflik yang signifikan.
Disini dapat diketahui konflik testee dan pertahanan ego untuk mengatasi konflik tersebut.  Konflik dapat terjari antara doronagn dan dorongan, misal antara dorongan berprestasi dan  kepuasan atau otonomi dan compliance, dapat pula antara dorongan yang berasal dari sruktur kepribadian yang berbeda, misal antara super ego  dan agresi, sifat kecemasan.
Disini untuk mengetahui  kecemasan pokok  jarang ditekankan , tetapi sangat bermanfaat untuk memcatat pertahanan ego yang terjadi dalam konteks tersebut, misalnya apakah subjek pasif, fligth, agresi, orality.
g.      Pertahanan ego utama yang digunakan untuk mengatasi konflik dan ketakutannya.
Pertahanan ego digunakan untuk mengatasi dorongan, dengan melakukan analisis pertahanan ego maka dorongan itu akan diketahui. Dalam TAT informasi pertahanan ego sangat jelas jika dibandingkan dengan informasi tentang drongan itu sendiri. Contoh untuk mengenal tentang obsesi, hal ini akan ditunjukkan oleh isi cerita testee dalam satu kartu dalam satu tema, tema pendek dan deskriptif, manifest secara berbeda tetapi mempunyai dinamika yang yang identik, pada tema yang suksesif itu kemungkinan akan memunculkan dorongan yang dilarang muncul selama ini.
h.      Adekuasi super ego ditunjukkan oleh hukuman terhadap perbuaan kriminal.
Berat ringannya hukuman memberikan insight tentang kualitas super ego. Psikopat biasanya tidak memberikan hukuman pada perbuatan membunuh, mungkin hanya memberi sugesti bahwa hal itu  merupakan pelajaran dikemudian hari. Orang neirotik biasanya memberikan cerita hero dibunuh, dihukum, dianiaya, mati karena sakit, baik secara sengaja atau tidak sengaja disertai pula pelanggaran atau ekspresi agresi  walaupun minimal. Super ego yang tidak terintegrasi dan juga neurotik biasanya menunjukkan hukuman yang sangat berat atau ringan.
i.        Integrasi  ego
Disini akan diterangkan cara subjek  mengkompromikan antara dorongan dengan tuntutan realitas dan bagaimana super ego memimpin struktur kepribadian yang lain, adekuasi hero dalam menghadapi masalah  diketahui dengan cara megkonfrontasikan  gambar dengan apersepsinya tentang stimulus gambar tersebut
Karateristik formal yang perlu diperhatikan : apakah subjek mampu membuat cerita dengan memperhatikan aspek adaptif stimulus secara layak, atau mengabaikan stimulus, atau membuat  cerita yang tidak ada hubunganya dengan gambar, karena kurang memahami realitas atau sangad terikat dengan  masalahnya sendiri dan membiarkan masalahnya diluar, bagaimana cara mengatasi kecemasan , apakah dengan cara membuat  cerita secara steriotip, intelegen, kreatif,original. Dengan plot cerita, dapat diketahui cara pemecahan konflik apakah adekuat, komplit, realistik, terstruktur  atau aneh/bizzarre.
Jika ada jarak antara subjek dan cerita ini, misalnya cerita terjadi di tempat yang jauh dan terjadi sekian tahun yang lalu, hero sebagai penonton, atau dilaporkan cerita berasal dari film, situasi emosional dilukiskan secara sarkastik, maka hal ini menunjukkan usaha subjek menggunakan pertahanan ego isolasi. Sebaliknya jika subjek  melibatkan cerita diri secara personal, misalnya ia mengatakan hal ini seperti terjadi pada diri saya, maka hal ini menunjukkan kecenderungan nasistik.

H.   Summary dan final report
Setelah semua cerita dianalisis, selanjutnya membuat summary dari tema (terutama tema diagnostik) dan data yang signifikan untuk masing-masing cerita. Final report sepenuhnya dapat ditulis sepenuhnya berdasarkan sumarry, tetapi dianjurkan mengikuti urutan rangkaian 10 kategori  skoring. Tema pokok, tokoh utama, kebutuhan dan dorongan utama hero, merupakan deskripsi struktur  ketidaksadaran dan kebutuhan subjek ; kategori skoring keempat, kelima menunjukkan konsep tentang lingkungan dan orang-orang penting di sekitar subjek. Kategori skoring keenam dan setrusnya digunakan sebagai judul untuk memahami  dimensi kepribadian subjek .  Bagian pertama final repport  berisi pernyataan abstrak secara umum tentang subjek, bagian kedua final report berisi hal yang spesifik , dokumentasi konkrit.
Bellak (1993) menyarankan sebaiknya dalam membuat diagnosis   mengikuti formula sebagai berikut : data pada TAT konsisten pada.............(data dari berbagai sember lain)karena TAT sebagai tes diagnostik  bukann merupakan tes utama /tunggal. Untuk diagnosis  yang valid disamping  dibutuhkan bateray tes dibutuhkan pula data dari berbagai disiplin ilmu.
Contoh skoring TAT (lihat Bellak, 1993, hal.100-106)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar